Sunday, 2 November 2008

PESONA SAYYIDAH 'AISYAH RADIALLAHU ANHA (bag.II)

Setiap kali Sayyidah Aisyah (radhiyalahu ‘anha) bertemu dengan ayat “waqarna fii buyuutikunna” (Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu) [QS. Al-Ahzab: 33], menangis hingga airmatanya membasahi cadarnya. Kenapa beliau menangis? Beliau teringat peristiwa yang sangat disesalinya, peristiwa Perang Jamal (Ma’rakah Jamal). Menyesal karena tidak mengikuti petunjuk Allah Swt. yang tertuang dalam Al-Quran, sehingga darah umat Islam cukup banyak tercecer akibat perang saudara.

Penyesalan itu juga dialami oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib (radhiyallahu ‘anhu). Setelah melihat sejumlah mayat yang bergelimpangan, beliau memeluk putranya, Husein (radhiyallahu ‘anhu) lalu berkata, “Seandainya saya mati dua puluh tahun yang lalu, perang ini tidak akan terjadi.” Sahabat Husein (radliyallahu ‘anhu) adalah tipe sahabat yang tidak suka dengan peperangan. Maka sebelum Perang Jamal Terjadi, ketika Khalifah Ali (radliyallhau ‘anhu) hendak meninggalkan kota Madinah, putranya itu tidak mengizinkan pergi karena khawatir akan terjadi perang saudara. Mengingat itu Khalifah Ali bin Abi Thalib (radhiyallaahu ‘anhu) semakin sedih dan semakin erat memeluk putranya.

Sungguh setiap perjanalan sejarah umat ini penuh dengan mutiara hikmah dan pelajaran yang berharga. Sampai peristiwa peperangan yang penuh dengan siasat dan makar untuk mengalahkan musuh pun, banyak nasehat dan pesan yang kadang terlewatkan oleh kita yang mengaku pengikut setia Rasulullah Saw. dan para sahabat.

No comments: